Gereja KIBAID Jemaat Kendari mengucapkan, Selamat Datang di Blog ini dan Terima Kasih atas Kunjungan Anda, Tuhan Yesus Memberkati...

Sabtu, 27 Juni 2020

Renungan Minggu, 28 Juni 2020 (Ibadah di Rumah)


MENGHADAPI PROBLEMA HIDUP
Ibrani 10: 24 & 25
“Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang. Tetapi marilah kita saling menasihati dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat”

Tuhan memberikan setiap manusia akal budi dan kehendak bebas untuk bisa memilih dan menentukan apa saja yang ingin setiap manusia kerjakan. Tapi terkadang manusia tidak peka terhadap suara Tuhan sehingga  sering kali salah dalam memutuskan sesuatu hal yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Akan tetapi Tuhan tetap turut serta mendampingi setiap manusia dan menuntun mereka untuk kembali kerencana awal Tuhan.
Demikian pula manusia memiliki pengalaman hidup yang berbeda-beda,dan juga mengalami berbagai problema yang mungkin kita tidak sanggup menghadapinya, hal seperti ini tidak mudah untuk dijalani, sehingga terkadang menggoyahkan iman. Tapi oleh kasih  Tuhan sungguh baik, sehingga memberikan kekutan dan penghiburan melalui FirmanNya seperti yang tertulis dalam 2 Tawarikh 15:7 “Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi usahamu”.
Walaupun kita mengetahui bahwa Tuhan senantiasa mendampingi kita dikala suka dan duka, tetap saja kita sebagai manusia sering kali melupakanNya dan tidak peka terhadap suaraNya, karena itu kita perlu memiliki sikap yang benar sebagai umat Tuhan untuk menghadapi Problema hidup. Ketika dihadapkan dengan masalah, janganlah putus asa dan  menyerah, Karena Tuhan pasti akan memberikan jalan kepada hambanya yang berusaha. Oleh karena itu sikap yang benar menghadapi berbagai Problema Hidup:

I.     Membang Hubungan yang saling menguatkan Ibrani 10:24
“Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.
          Penulis Surat Ibrani menasihatkan jemaat untuk saling memperhatikan. Kata “memperhatikan” Yun: katanoeo”  dipergunakan 2 kali dalam surat Ibrani, yaitu dalam Ibrani 3:1 dan 10:24. Dalam Ibrani 3:1 penulis  mengajak untuk memperhatikan Yesus Kristus. Sedangkan dalam aya 24a, mengajak kita untuk saling memperhatikan seorang akan yang lain. Dengan kata lain, sebagaimana kita harus terus-menerus memperhatikan Yesus Kristus dalam persekutuan, kita pun harus terus-menerus memperhatikan saudara-saudara seiman kita dalam ibadah atau dalam persekutuan.
Kita harus menekankan relasi vertikal dengan Allah, dan juga menekankan relasi horizontal dengan saudara-saudara seiman kita. Hal  ini menunjukkan bahwa tindakan saling memperhatikan ini harus dilakukan secara berkesinambungan sebagai suatu kebiasaan dalam persekutuan. ini bukanlah sebuah program yang hanya diadakan sesekali saja, melainkan suatu hal yang harus dibiasakan dan dibudayakan dalam gereja. Bahkan, lebih daripada itu, hal ini harus dikerjakan semakin giat menjelang hari Tuhan yang mendekat (ay. 25b).
Kata “mendorong” itu memiliki makna yang sangat kuat, yaitu “memicu, menyulut dan juga membangkitkan”. Biasanya kata ini digunakan dengan konotasi yang negatif seperti membangkitkan murka atau memicu perselisihan. Akan tetapi, di sini penulis surat Ibrani justru mempergunakannya dengan konotasi yang positif, yaitu untuk memicu kasih dan perbuatan baik. Sebab itulah tindakan saling memperhatikan itu harus dilakukan dengan tujuan membakar semangat kita bersama untuk mengasihi dan berbuat baik. Maka terbangunlah kekuatan menghadapi segala persoalan hidup yang terus menguatkan kita semua.
Mampukah kita dalam menghadapi berbagai masalah hidup dengan mengandalkan kekuatan sendiri? Mungkin untuk sementara kita bisa berkata cukup mampu, tapi untuk jangka waktu lama tentunya akan sangat sulit. Tuhan menciptakan manusia sebagai mahluk sosial yang harus saling terhubung dan terintegrasi dengan sesama agar dapat terus berjalan ke arah yang lebih baik.  Dan kita adalah bagian integral dari masyarakat majemuk. Ada saat kita butuh orang lain untuk bisa bertahan hidup. Lingkungan yang sulit, dunia yang jahat setiap saat akan membuat kita semakin lama semakin lemah. Disaat seperti itu kita butuh teman-teman yang sanggup menguatkan, meneguhkan, mengingatkan dan menolong. 
Kita dapat lihat dalam Markus 2: 1-12. ketika  orang lumpuh yang ingin menjumpai Yesus di Kapernaum, begitu banyak orang mengerumuni Yesus, sehingga tidak mungkin si lumpuh bisa menerobos kerumunan. Akan tetapi ada empat orang temannya menggotongnya ke atas atap dan menurunkan dirinya yang terbaring di atas tilam dari atas atap. Akhirnya dia mampu bertemu Yesus dan disembuhkan.
Kisah ini menginsfirasi kita bahwa kita butuh orang lain untuk menolong kita. Ada waktu kita butuh dikuatkan, sebaliknya ada saat ketika kita bisa menguatkan. Tidak ada manusia yang sempurna 100% kuat dan sanggup mengatasi pergumulannya sendirian. Karena itulah kita harus membangunan hubungan sosial saling dukung dan saling menasehati, memberi masukan, mengingatkan, menegur apabila kita melenceng dari kebenaran Firman Tuhan, dan tentunya kita akan jauh lebih kuat menghadapi segala problema yang hadir dalam hidup kita. Semakin dekat hari kedatangan Tuhan, maka seharusnya semakin giat pula kita untuk membangun hubungan erat dengan saudara-saudari kita sehingga dalam keakraban itu kita bisa saling menasihati dan mengingatkan.

II. Mendekat dengan Tuhan  (Ibrani 10:25)
“Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang. Tetapi marilah kita saling menasihati dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat”
Disaat  menghadapi masalah, terkadang kita terfokus pada masalah tersebut, sehingga tanpa disadar membuat hidup kita mulai menjauh dari Tuhan dan tidak membuat kita berpikir dengan jernih, bahkan bisa sampai mengakibatkan stress dan depresi. Kadang juga berfikir bahwa Tuhan menjauh dari kita padahal sesungguhnya kitalah yang menjauh dari Tuhan, karena itu memiliki hati seperti Ayub. Ia sepenuhnya mempercayakan hidupnya kepada Tuhan, meskipun semua musibah bertubi-tubi datang melanda hidup Ayub, ia tetap percaya kepada janji Tuhan yang selalu menolongnya. Sehingga pada akhirnya Tuhan mengembalikan  kepada Ayub berkatNya berlipat ganda.
Banyak orang cenderung meninggalkan ibadah ketika mereka mengalami masalah atau konflik, baik masalah pribadi maupun konflik dengan orang lain., dengan  memberikan berbagai argumen atau alasan, seperti menenangkan diri, mencari penyegaran, atau mendekatkan diri kepada Tuhan secara pribadi. Namun, semua itu bukanlah alasan yang benar. Justru Allah mengaruniakan persekutuan di gereja untuk menjadi sarana pembentukan rohani kita. Karena itu, jangan tinggalkan pertemuan ibadah. Ingatlah, karakter Kristus dalam diri kita  tak akan pernah terbentuk hanya dengan mengisolasi diri.

Firman Tuhan mengingatkan untuk saling menasihati. Kata Yunani “parakaleo” yang digunakan di sini memiliki pengertian yang sangat luas yakni “menasihati, mendorong, menguatkan, dan menghibur”. Inilah wujud dari perhatian yang dibicarakan oleh penulis surat Ibrani yaitu tindakan yang sepatutnya kita lakukan dalam setiap pertemuan ibadah atau dalam persekutuan kita. Karena itu, jangan datang terlambat dan jangan pulang terlalu cepat. Sediakan waktu untuk membangun relasi dengan saudara-saudara seiman yang ada.
Mengapa ibadah bersama itu penting,? Karena ibadah bersama bersumber dari penebusan Kristus yang sempurna. Penerapan dari ayat 19-21 tentang Yesus Kristus sebagai Imam Besar Agung yang sudah mempersembahkan korban yang sempurna kepada Allah bagi kita. Dan kebenaran  ini diikuti oleh beberapa kalimat perintah,  “Marilah kita…ayat 22, 23, 24”. Dengan kata lain, ibadah bersama mengingatkan bahwa kita adalah satu umat perjanjian yang diwakili oleh Imam Besar Agung kita Yesus Kristus.
Firman Tuhan yang kita renungkan ini adalah  situasi riil yang dihadapi oleh penerima surat pada waktu itu. Dimana mereka sedang menghadapi dua bahaya sekaligus yang saling berkaitan yaitu: ajaran sesat dan penganiayaan. Disini  orang-orang Yahudi berusaha menarik mereka kembali pada agama yang lama, dan upaya ini sangat mungkin disertai dengan tekanan dan penganiayaan Jemaat Tuhan dapat membaca dalam Ibrani 10:32-34. Akibat dari itu, beberapa orang sudah mulai meninggalkan persekutuan sebagaimana nasehat Firman Tuhan dalam Ibrani 10:25. Karena itu mereka perlu diberi peringatan tentang adanya kemurtadan 10:26-31.
Gereja bukan berisi orang-orang kudus yang tidak memiliki kesalahan, akan tetapi menjadi tempat orang-orang berdosa yang beroleh kasih karunia dan dibenarkan oleh karya Kristus. Dengan demikian, setiap anggota masih sangat mungkin untuk jatuh dalam dosa, disinilah pentingnya ada ruang untuk saling menasihati (ay 25).  Artinya ketika ada anggota yang jatuh dalam dosa dan hidup di luar kebenaran, yang lain bisa mengingatkan dan menasihati agar orang tersebut bertobat. Selain itu secara positif setiap anggota bisa saling membangun dengan nasihat-nasihat yang menguatkan setiap anggota agar tetap hidup di dalam kebenaran. Inilah sarana yang disiapkan Allah untuk menguatkan orang orang percaya. Kesetiaan Allah merupakan pondasi pengharapan, tetapi kekuatan untuk terus berharap dianugerahkan oleh Allah melalui persekutuan antar orang percaya, semua ibadah bersama pasti menguatkan. Perjumpaan dengan Allah pasti mengubahkan dan menyegarkan. Dia bekerja ketika kita mendekat kepadanya dan  melalui pujian yang dinaikkan, doa yang dipanjatkan, dan firman Tuhan yang kita dengar melalui pemberitaan yang disampaikan, membuat kita semakin kuat ditengah broblema yang kita lami.
Marilah kita membangun hubungan yang saling menguatkan dan terus mendekatkan diri kepada Tuhan dalam persekutuan karena Ketika ada tindakan  lebih dekat kepada Tuhan dalam persekutuan, maka janjinNya pintu-pintu akan dibukakan, dan kita akan diberkati untuk mengenali serta menindaklanjuti kesempatan-kesempatan yang akan tersedia, terlebih lagi kita akan semakin tegar, semakin kuat menjalani kehidupan ditengah banyaknya problema yang terjadi. Tuhan memberkati kita dengan Firmannya. Amin.

Sabtu, 20 Juni 2020

Renungan Minggu, 21 Juni 2020 (Ibadah dirumah)



MEMILIKI KIRBAT YANG SELALU BARU
Matius 5:36-38


Dalam pembacaan ini, Tuhan Yesus menyampaikan dua perumpamaan,  yang pertama, perumpamaan tentang baju yang baru dan yang kedua adalah tentang Kntong kulit yang baru. Kedua perumpamaan ini berhubungan dengan dirinya sebagai memepelai laki-laki bagi jemaatNya. Untuk menggambarkan kebersamaanNya dengan murid-murid. Bahwa kebersamaan atau persektuan itu disimbolkan seperti hubungan mempelai laki-laki dan mempelai perempuan.

Kedua perumpaman ini, adalah dua hal yang harus ada dalam upacara perkawinan orang yahudi. Pakaian baru wajib dikenakan oleh mempelai perempuan, demikian juga anggur yang baru segar dan berkualitas harus tersedia. Yesus menggunakan bahasa kiasan bahwa tidak mungkin pengantin perempuan menggunting baju yang baru dan menambal pada baju yang tua. Dalam pesta perkawinan di Kana, pemipin pesta berkata, mengapa anggur yang terbaik disuguhkan belakangan? Kita tahu mengapa sampai itu terjadi? Karena Yesus mengubah air biasa menjadi anggur.

Apa arti dari pakaian baru? Dalam wahyu 16:15 , disana dijelaskan bahwa pakaian baru itu adalah perbuatan-perbuatan baik yang harus kita kenakan pada diri kita sebagai anak-anak Tuhan. Adapun arti dari kantong kulit yang baru Adalah Hati kita anak-anak Tuhan. Kita harus memiliki hati yang baru. Dan kita percaya bahwa pembaharuan hati kita terjadi oleh kuasa Atau karya Roh Kudus yang berdiam diaslam hidup kita.

Tercatat dalam markus 7:21 “Sebab dari dalam, dari hati orangm timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan”. Jadi Kirbat yang selalu baru akan menghasilkan perbuatan-perbuatan yang baik yang mempermuliakan nama Tuhan. Dengan kata lain, dari hati yang baik akan keluar perbuatan-perbuatan yang baik.  Anggur yang baru harus disimpan dalam kirbat yang baru atau dalam kantong yang baru agar bertahan lama, rasa dan kesegarannya.

Apakah arti dari anggur baru? Anggur baru adalah hal-hal yang diberikan oleh Tuhan kepada anak-anakNya. Apakah itu? Pertama: Kabar Baik. Yaitu berita keselamatan yang diterima didalam Yesus Kristus. Hati yang dijamah oleh Roh Kudus akan menerima kabar baik ini sebab Roh Kudus bekerja menginsafkan dunia akan dosa. Kedua : Rahmat yang selalu baru setiap hari. Rahmat ini diberikan oleh Tuhan kepada semua orang, dan yang mampu mensyukuri rahmat itu adalah hati yang baru. Ketiga: sukacita. Setiap orang membutuhkan sukacita, karena sukacita itu tidak disebabkan oleh keadaan tetapi bersumber dari Allah, sehingga dalam keadaan apapun sekacita tidak hialng. Keempat : kekuatan Iman untuk berharap dan bersandar dalam segala tantangan. Keliam : Talenta/karunia-karunia yang Ia berikan untuk dikembangkan. Jadi anggur baru adalah berkat surga yang diberikan Tuhan. Karena itu dibutuhkan kirbat yang baru.

Bagaiamanakah agar  kita memiliki kirbat yang baru?

 I.     Bersedia diubahkan oleh Roh Kudus

Dalam kisah Pantekosta, kita berjumpa dengan Rasul Petrus. Seorang yang dahulu pengecut sekarang menjadi saeorang pemberani. Seorang yang diubahkan luar biasa oleh kuasa ROHKUDUS. PerjumpamaanNya dengan Yesus dipinggir danau Galilea, dengan tiga kali pertanyaan yang sama, sungguh-sungguh mengubahkan hati Petrus menjadi seorang yang mengasihi Tuhan Yesus. Jemaat mula-mula bertumbuh dan berkembang dengan luar biasa oleh kuasa Roh Kudus dalam diri Petrus.

Perubahan hidup akan terjadi ketika Roh Kudus mengubahkan hati kita. Mari kita membaca Yehezkiel 36:26 :Kamu akan kuberikan hati yang baru dan roh Yang baru didalam batinmu.... ay 27: RohKu akan kuberikan diam didalam batinmu...” dalam ayat ini, adalah janji Tuhan melalui nabi yehezkiel. Dan ini digernapi di hari Pentakosta. Bukan hanya Petrus, tetapi begitu banyak orang yang diubahkan oleh kuasa Roh Kudus. Misalnya Yusuf yang rela menjual seluruh harta miliknya dan membagi-bagikan kepada orang-orang yang membutuhkan. Bahkan setiap hari jumlah jemaat bertambah karena kuasa Roh Kudus yang mengubahkan.

Sewktu saya masih kecil, di rumah kami ada gambar digantung, modelnya seperti kalender, berisi gambar tentang hati manusia. Ada hati yang gelap, dengan gambar segala jenis hewan : Burung Merak, kambing, Babi, kura-kura, Harimau dsb...yang adalah simbol dari perbuatan-perbuatan dalam kegfelapan dosa. Tetapi ketika seseorang percaya dan menerima Yesus, Roh Kudus masuk dan mendiami, hatinya menjadi putih bersih dan Iblis dan segala hewan-hewan keluar dari hidupnya. Demikianlah Roh Kudus yang mengubahkan hati kita. Sehingga kita menghasilkan hal-hal yang baru yang mempermuliakan nama Tuhan.

Sudahkah kita memiliki hati yang baru? Terimalah Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat, undanglah Roh Kudus mendiami hidupmu, maka Ia akan mengubahkan hidupmu


II.     Bersedia dibentuk oleh Firman Allah

Untuk mempertahankan kantong kulit yang baru, maka kantong kulit itu harus selalu direndam dalam air. Ini memberi arti bagi kita bahwa mempertahankan hati yang selalu baru kita harus menjaganya dengan air kehidupan. Apakah air itu? Firman Tuhan digambarkan seperti air yang sejuk yang memuaskan dahaga. Menjaga kemurnian hati adalah mernedam hati kita dnegan firman Tuhan. Dalam 2 Tim 3:16 tewrtulis “segala tulisan yang diilhamkan Allah, memang bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kewsalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik orang dalam kebenaran”. Dari sini kita belajar tentang manfaat Firman Tuhan. Tetapi apakah benar bahwa Firman itu betul-betul bermanfaat untuk kita? Seperti apa kita memberi respon terhadap fIrman Tuhan yang kita dengarkan?

Tidak ada cara lain untuk menjaga kirbat hati kita yaitu dnegan selaLu menghidupi Firman Tuhan. Jadikanlah Firman Allah sebagai pelita, sebagai terang dan penuntgun kehidupan kita. Jadikan sebagai otoritas tertinggi dalam hiddup kita. Bukalah hati kita untuk selalu dibentuk oelh FirmanNya. Hati yang terjaga akan seperti tanah yang subur untuk firman Allah bertumbuh dan berbuah.


III.     Bersedia dipenuhi oleh kuasa Roh Kudus.

Selain direndam dengan air, Kirbat harus dioleskan dnegan minyak agar tidak muda retak. Minyak seringksali digunsksn untuk simbol RohKudus dalam Perjanjian Lama. Simbol Roh kudus yang lembut, Roh Kudus yang mengurapi dan memberkati. Doktrin kita menmgajarkan bahwa Roh Kudus yang mendiami orang percaya, tinggal menetap dalam hati kita. Namun banyak kali orang percaya membuat Roh Kudus selalu berdukacita karena Roh Kudus tidak memenuhi hidup kita. Dalam mingu-minggu yang lalu, sejak perayaan Hari Pentakosta kita belajar banyak tentang Roh Kudus. Bagaimana kita dipenuhi Roh Kudus akan membawa dampak yang luar biasa bagi kehidupan kita. Janganlah kita mendukacitakan Roh Kudus. Biarkanlah Roh Kudus memenuhi seluruh kehidupan kita.

Mengakhiri khotbah ini, saya mengajak kita semua untuk membaca Galatia pasal 5:16-23. Kiranya Tuhan memberkati kita semua. Amin


PERHATIKANLAH BUAH ROH KUDUS YANG MENJADI BUKTI BAHWA HIDUP KITA DIPENUHI ROH KUDUS